2 mitos seputar diabetes mellitus yang keliru wajib anda ketahui – Diabetes mellitus atau yang kita lebih akrab mengenalnya sebagai penyakit gula atau penyakit kencing manis. Hal ini dikarenakan diabetes mellitus adalah kondisi dimana kadar gula didalam darah kita melebihi ambang batas normal untuk dapat menjalankan fungsi metabolisme tubuh dengan baik.
di dalam kondisi tertentu yang biasanya sudah agak parah, urine atau air kencing pengidap diabetes cenderung beraroma dan berasa manis. Itulah sebabnya salah satu cara yang dipercaya mudah untuk mendeteksi apakah seseorang menderita diabetes mellitus adalah dengan “mengamati” reaksi semut terhadap “urine” tersebut. Jika semut mengerubuti urine tersebut maka diyakini orang tersebut mengidap diabetes mellitus. Oleh karena itu pula kita mengenalnya sebagai penyakit kencing manis. Meski sebenarnya kata “mellitus” juga menunjukkan arti manis atau madu
sampai saat ini penyakit diabetes mellitus masuk kedalam salah satu penyakit yang persebarannya dianggap mengkhawatirkan. Jutaan orang telah terserang oleh penyakit diabetes mellitus akibat gaya hidup tidak sehat dan kurangnya aktifitas fisik atau olah raga. Bahkan penyakit diabetes dianggap sebagai “silent killer” karena seringkali penderitanya tidak menyadari bahwa dirinya sedang terjangkit diabetes. Sehingga saat diketahui, tingkat kerusakan organ yang diakibatkan diabetes mellitus sudah sangat parah dan tidak memungkinkan untuk dilakukan pengobatan .
Sayangnya, tingkat bahaya dan persebarannya yang massif itu tidak diimbangi dengan pengetahuan kita yang cukup akan tentang penyakit diabetes. Bahkan hal ini diperparah dengan anggapan atau mitos seputar diabetes yang keliru yang sekarang ini berkembang ditengah masyarakat kita. Diantara mitos seputar diabetes yang penting untuk kita luruskan tersebut diantaranya :
Tidak mengkonsumsi “zat gula” agar terhindar dari diabetes
Mungkin kita sering mendengar ucapan seseorang yang mengatakan “ mulai saat ini saya tidak mau makan dan minum yang rasanya manis agar tidak terkena penyakit diabetes mellitus”. Ini adalah anggapan dan mitos seputar diabetes yang keliru. Meski diabetes mellitus adalah penyakit kadar gula darah tinggi, namun penyakit diabetes tidak semata-mata disebabkan oleh konsumsi gula secara berlebihan.
penyakit Diabetes mellitus atau penyakit kencing manis banyak terjadi disebabkan oleh tingkat stress, kurangnya istirahat, kebiasaan merokok dan hal lain yang tidak berhubungan langsung dengan “zat gula” atau rasa manis. Dan yang terpenting adalah tubuh kita membutuhkan zat gula sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi ( sebagai sumber energi ).
Maka bagaimanapun tubuh kita membutuhkan asupan makanan atau minuman yang mengandung zat gula ( baca artikel : Mengenal Diabetes Mellitus ). Yang benar adalah kita mengontrol dan membatasi jumlah “zat gula” yang kita konsumsi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Madu adalah penyebab penyakit diabetes mellitus atau penyakit kencing manis
dikarenakan madu memiliki rasa yang manis sehingga muncul Anggapan bahwa madu dapat menyebabkan diabetes adalah keliru. Mitos seputar penyakit diabetes ini muncul karena madu berasa sangat manis dan diabetes atau penyakit kencing manis adalah penyakit kadar gula darah tinggi. Sehingga dengan minimnya pengetahuan yang ada, kita cenderung menganggap bahwa semua yang berasa manis adalah sumber penyebab penyakit diabetes.
Apalagi madu pada umumnya berasa sangat manis. Padahal yang sebenarnya madu justru dianjurkan dikonsumsi oleh penderita penyakit diabetes mellitus atau penyakit kencing manis sebagai pengganti nasi untuk menjadi sumber karbohidrat. Penderita diabetes mellitus apalagi yang sudah akut biasanya diwajibkan untuk diet bahkan berhenti mengkonsumsi nasi karena nasi adalah sumber karbohidrat yang tinggi.
Maka sebagai pengganti nasi untuk menghasilkan energi tersebut dianjurkan untuk mengkonsumsi madu. Hal ini selain madu adalah zat makanan alami yang mengandung banyak vitamin, mineral serta zat-zat yang dibutuhkan tubuh, juga karena zat gula didalam madu berbeda dengan zat gula yang terdapat pada gula pada umumnya. Gula pasir contohnya, dalam proses pembuatannya, gula pasir mengalami proses pemanansan yang membuat sebagian zat penting didalamnya menjadi rusak atau berkurang fungsinya.
Berbeda dengan madu yang merupakan hasil alam dan tidak melalui proses manufakturing seperti halnya gula pasir. Kedua karena zat gula didalam madu dapat langsung dicerna menjadi energi dan cenderung habis. Berbeda dengan zat gula dalam gula pasir yang cenderung meninggalkan residu atau sisa dalam proses metabolisme tubuh. Sisa atau residu ini jika menumpuk dapat memicu berbagai gangguan kesehatan termasuk diabetes mellitus atau penyakit kencing manis.
Dan yang terpenting adalah didalam madu terdapat zat mineral bernama chromium yang menjadi bahan dasar utama pankreas dalam memproduksi insulin. Sebagaimana kita ketahui diabetes mellitus adalah kondisi tidak terkontrolnya kadar gula dalam darah yang bisa disebabkan kurangnya jumlah hormon insulin yang diproduksi pankreas. Jadi dengan mengkonsumsi madu akan dapat meningkatkan jumlah hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas.
mungkin itu saja pembahasan tentang 2 mitos seputar diabetes mellitus yang keliru ,dengan mengetahui 2 mitos yang keliru terhadap penyakit diabetes ini tentu bisa memberikan pengetahuan tambahan seputar diabetes,sekian semoga saja bermanfaat